Kuasai pengujian CSS menggunakan aturan palsu. Panduan ini membahas CSS test double, keunggulannya, implementasi, dan praktik terbaik untuk stylesheet yang tangguh.
Aturan Palsu CSS: Pengujian Tangguh dengan CSS Test Double
Menguji Cascading Style Sheets (CSS) bisa menjadi aspek pengembangan web yang menantang namun esensial. Metodologi pengujian tradisional sering kali kesulitan untuk mengisolasi kode CSS dan memverifikasi perilakunya secara efektif. Di sinilah konsep "Aturan Palsu CSS," atau lebih akuratnya, CSS Test Double, berperan. Artikel ini menyelami dunia pengujian CSS menggunakan test double, menjelajahi keunggulannya, teknik implementasi, dan praktik terbaik untuk menciptakan stylesheet yang tangguh dan dapat dipelihara di berbagai peramban dan perangkat.
Apa itu CSS Test Double?
Dalam pengujian perangkat lunak, test double adalah istilah umum untuk objek apa pun yang menggantikan objek nyata selama pengujian. Tujuan penggunaan test double adalah untuk mengisolasi unit yang diuji dan mengontrol dependensinya, membuat pengujian lebih dapat diprediksi dan terfokus. Dalam konteks CSS, test double (yang kita sebut "Aturan Palsu CSS" untuk kesederhanaan) adalah teknik untuk membuat aturan atau perilaku CSS buatan yang meniru hal yang nyata, memungkinkan Anda untuk memverifikasi bahwa JavaScript atau kode front-end lainnya berinteraksi dengan CSS seperti yang diharapkan, tanpa bergantung pada mesin rendering aktual atau stylesheet eksternal.
Pada dasarnya, ini adalah perilaku CSS yang disimulasikan yang dibuat untuk menguji interaksi komponen dan mengisolasi kode selama pengujian. Pendekatan ini memungkinkan pengujian unit yang terfokus pada komponen JavaScript atau kode front-end lain yang bergantung pada gaya atau perilaku CSS tertentu.
Mengapa Menggunakan CSS Test Double?
Beberapa manfaat utama muncul dari penggabungan CSS test double ke dalam strategi pengujian Anda:
- Isolasi: Test double memungkinkan Anda mengisolasi kode yang Anda uji dari kompleksitas mesin rendering peramban dan stylesheet CSS eksternal. Ini membuat pengujian Anda lebih terfokus dan tidak rentan terhadap positif palsu atau negatif palsu yang disebabkan oleh faktor eksternal.
- Kecepatan: Menjalankan pengujian terhadap rendering peramban nyata bisa lambat dan memakan banyak sumber daya. Test double, sebagai simulasi yang ringan, secara signifikan mempercepat eksekusi rangkaian pengujian Anda.
- Prediktabilitas: Inkonsistensi peramban dan perubahan stylesheet eksternal dapat membuat pengujian tidak dapat diandalkan. Test double menyediakan lingkungan yang konsisten dan dapat diprediksi, memastikan bahwa pengujian Anda hanya gagal ketika kode yang diuji memiliki bug.
- Kontrol: Test double memungkinkan Anda untuk mengontrol keadaan lingkungan CSS, memungkinkan untuk menguji skenario yang berbeda dan kasus-kasus tepi yang mungkin sulit atau tidak mungkin direproduksi di lingkungan peramban nyata.
- Deteksi Kesalahan Dini: Dengan mensimulasikan perilaku CSS, Anda dapat mengidentifikasi masalah dengan interaksi kode front-end Anda dengan CSS di awal proses pengembangan. Ini mencegah bug masuk ke produksi dan mengurangi waktu debugging.
Jenis-jenis CSS Test Double
Meskipun istilah "Aturan Palsu CSS" digunakan secara luas, berbagai jenis test double dapat digunakan dalam pengujian CSS:
- Stub: Stub memberikan jawaban yang sudah disiapkan untuk panggilan yang dibuat selama pengujian. Dalam pengujian CSS, stub mungkin berupa fungsi yang mengembalikan nilai properti CSS yang telah ditentukan sebelumnya saat dipanggil. Misalnya, stub dapat mengembalikan `20px` ketika ditanya properti `margin-left` dari sebuah elemen.
- Mock: Mock lebih canggih daripada stub. Mereka memungkinkan Anda untuk memverifikasi bahwa metode tertentu dipanggil dengan argumen tertentu. Dalam pengujian CSS, mock mungkin digunakan untuk memverifikasi bahwa fungsi JavaScript dengan benar mengatur properti `display` dari sebuah elemen menjadi `none` ketika sebuah tombol diklik.
- Fake: Fake adalah implementasi yang berfungsi, tetapi biasanya mengambil beberapa jalan pintas yang membuatnya tidak cocok untuk produksi. Dalam pengujian CSS, ini bisa berupa parser CSS yang disederhanakan yang hanya menangani sebagian kecil fitur CSS, atau elemen tiruan yang mensimulasikan perilaku tata letak CSS.
- Spy: Spy merekam informasi tentang bagaimana sebuah fungsi atau metode dipanggil. Dalam pengujian CSS, spy dapat digunakan untuk melacak berapa kali properti CSS tertentu diakses atau diubah selama pengujian.
Teknik Implementasi
Beberapa teknik dapat digunakan untuk mengimplementasikan CSS test double, tergantung pada kerangka kerja pengujian Anda dan kompleksitas CSS yang Anda uji.
1. Mock Berbasis JavaScript
Pendekatan ini melibatkan penggunaan pustaka mocking JavaScript (misalnya, Jest, Mocha, Sinon.JS) untuk mencegat dan memanipulasi fungsi atau metode terkait CSS. Misalnya, Anda dapat melakukan mock pada metode `getComputedStyle` untuk mengembalikan nilai properti CSS yang telah ditentukan sebelumnya. Metode ini umum digunakan oleh kode JavaScript untuk mengambil nilai gaya elemen setelah peramban menerapkan gaya tersebut.
Contoh (menggunakan Jest):
const element = document.createElement('div');
const mockGetComputedStyle = jest.fn().mockReturnValue({
marginLeft: '20px',
backgroundColor: 'red',
});
global.getComputedStyle = mockGetComputedStyle;
// Now, when JavaScript code calls getComputedStyle(element), it will receive the mocked values.
//Test example
expect(getComputedStyle(element).marginLeft).toBe('20px');
expect(getComputedStyle(element).backgroundColor).toBe('red');
Penjelasan:
- Kami membuat fungsi mock `mockGetComputedStyle` menggunakan `jest.fn()`.
- Kami menggunakan `mockReturnValue` untuk menentukan nilai yang harus dikembalikan oleh fungsi mock saat dipanggil. Dalam hal ini, ia mengembalikan objek yang meniru nilai kembalian dari `getComputedStyle`, dengan properti `marginLeft` dan `backgroundColor` yang telah ditentukan sebelumnya.
- Kami mengganti fungsi global `getComputedStyle` dengan fungsi mock kami. Ini memastikan bahwa setiap kode JavaScript yang memanggil `getComputedStyle` selama pengujian akan benar-benar memanggil fungsi mock kami.
- Akhirnya, kami menegaskan bahwa memanggil `getComputedStyle(element).marginLeft` dan `getComputedStyle(element).backgroundColor` mengembalikan nilai-nilai yang di-mock.
2. Pustaka Parsing dan Manipulasi CSS
Pustaka seperti PostCSS atau CSSOM dapat digunakan untuk mem-parsing stylesheet CSS dan membuat representasi aturan CSS di dalam memori. Anda kemudian dapat memanipulasi representasi ini untuk mensimulasikan keadaan CSS yang berbeda dan memverifikasi bahwa kode Anda merespons dengan benar. Ini sangat berguna untuk menguji interaksi dengan CSS dinamis, di mana gaya ditambahkan atau diubah oleh JavaScript.
Contoh (konseptual):
Bayangkan Anda sedang menguji komponen yang mengubah (toggle) kelas CSS pada sebuah elemen ketika sebuah tombol diklik. Anda bisa menggunakan pustaka parsing CSS untuk:
- Mem-parsing stylesheet CSS yang terkait dengan komponen Anda.
- Menemukan aturan yang sesuai dengan kelas CSS yang diubah.
- Mensimulasikan penambahan atau penghapusan kelas tersebut dengan memodifikasi representasi stylesheet di dalam memori.
- Memverifikasi bahwa perilaku komponen Anda berubah sesuai dengan keadaan CSS yang disimulasikan.
Ini menghindari keharusan bergantung pada peramban yang menerapkan gaya ke sebuah elemen. Ini memungkinkan pengujian yang jauh lebih cepat dan terisolasi.
3. Shadow DOM dan Gaya Terisolasi
Shadow DOM menyediakan cara untuk mengenkapsulasi gaya CSS di dalam sebuah komponen, mencegahnya bocor keluar dan memengaruhi bagian lain dari aplikasi. Ini dapat membantu untuk menciptakan lingkungan pengujian yang lebih terisolasi dan dapat diprediksi. Jika komponen dienkapsulasi menggunakan Shadow DOM, Anda dapat dengan lebih mudah mengontrol CSS yang berlaku untuk komponen tertentu tersebut di dalam pengujian.
4. CSS Modules dan Atomic CSS
CSS Modules dan Atomic CSS (juga dikenal sebagai CSS fungsional) adalah arsitektur CSS yang mempromosikan modularitas dan penggunaan kembali. Mereka juga dapat menyederhanakan pengujian CSS dengan membuatnya lebih mudah untuk mengidentifikasi dan mengisolasi aturan CSS spesifik yang memengaruhi komponen tertentu. Misalnya, dengan Atomic CSS, setiap kelas mewakili satu properti CSS tunggal, sehingga Anda dapat dengan mudah melakukan mock atau stub pada perilaku kelas individual.
Contoh Praktis
Mari kita jelajahi beberapa contoh praktis tentang bagaimana CSS test double dapat digunakan dalam skenario pengujian yang berbeda.
Contoh 1: Menguji Komponen Modal
Pertimbangkan komponen modal yang ditampilkan di layar dengan menambahkan kelas `show` ke elemen kontainernya. Kelas `show` mungkin mendefinisikan gaya untuk memposisikan modal di tengah layar dan membuatnya terlihat.
Untuk menguji komponen ini, Anda dapat menggunakan mock untuk mensimulasikan perilaku kelas `show`:
// Assume we have a function that toggles the "show" class on the modal element
function toggleModal(modalElement) {
modalElement.classList.toggle('show');
}
// Test
describe('Modal Component', () => {
it('should display the modal when the show class is added', () => {
const modalElement = document.createElement('div');
modalElement.id = 'myModal';
// Mock getComputedStyle to return specific values when the "show" class is present
const mockGetComputedStyle = jest.fn((element) => {
if (element.classList.contains('show')) {
return {
display: 'block',
position: 'fixed',
top: '50%',
left: '50%',
transform: 'translate(-50%, -50%)',
};
} else {
return {
display: 'none',
};
}
});
global.getComputedStyle = mockGetComputedStyle;
// Initially, the modal should be hidden
expect(getComputedStyle(modalElement).display).toBe('none');
// Toggle the "show" class
toggleModal(modalElement);
// Now, the modal should be displayed
expect(getComputedStyle(modalElement).display).toBe('block');
expect(getComputedStyle(modalElement).position).toBe('fixed');
expect(getComputedStyle(modalElement).top).toBe('50%');
expect(getComputedStyle(modalElement).left).toBe('50%');
expect(getComputedStyle(modalElement).transform).toBe('translate(-50%, -50%)');
});
});
Penjelasan:
- Kami membuat implementasi mock dari `getComputedStyle` yang mengembalikan nilai berbeda tergantung pada apakah kelas `show` ada pada elemen.
- Kami mengubah (toggle) kelas `show` pada elemen modal menggunakan fungsi fiksi `toggleModal`.
- Kami menegaskan bahwa properti `display` dari modal berubah dari `none` menjadi `block` ketika kelas `show` ditambahkan. Kami juga memeriksa pemosisian untuk memastikan modal dipusatkan dengan benar.
Contoh 2: Menguji Menu Navigasi Responsif
Pertimbangkan menu navigasi responsif yang mengubah tata letaknya berdasarkan ukuran layar. Anda mungkin menggunakan media query untuk mendefinisikan gaya yang berbeda untuk breakpoint yang berbeda. Misalnya, menu seluler mungkin disembunyikan di balik ikon hamburger, dan hanya ditampilkan saat ikon tersebut diklik.
Untuk menguji komponen ini, Anda dapat menggunakan mock untuk mensimulasikan ukuran layar yang berbeda dan memverifikasi bahwa menu berperilaku dengan benar:
// Mock the window.innerWidth property to simulate different screen sizes
const mockWindowInnerWidth = (width) => {
global.innerWidth = width;
global.dispatchEvent(new Event('resize')); // Trigger the resize event
};
describe('Responsive Navigation Menu', () => {
it('should display the mobile menu when the screen size is small', () => {
// Simulate a small screen size
mockWindowInnerWidth(600);
const menuButton = document.createElement('button');
menuButton.id = 'menuButton';
document.body.appendChild(menuButton);
const mobileMenu = document.createElement('div');
mobileMenu.id = 'mobileMenu';
document.body.appendChild(mobileMenu);
const mockGetComputedStyle = jest.fn((element) => {
if(element.id === 'mobileMenu'){
return {
display: (global.innerWidth <= 768) ? 'block' : 'none'
};
} else {
return {};
}
});
global.getComputedStyle = mockGetComputedStyle;
// Assert that the mobile menu is initially displayed (assuming initial css sets to none above 768px)
expect(getComputedStyle(mobileMenu).display).toBe('block');
});
it('should hide the mobile menu when the screen size is large', () => {
// Simulate a large screen size
mockWindowInnerWidth(1200);
const menuButton = document.createElement('button');
menuButton.id = 'menuButton';
document.body.appendChild(menuButton);
const mobileMenu = document.createElement('div');
mobileMenu.id = 'mobileMenu';
document.body.appendChild(mobileMenu);
const mockGetComputedStyle = jest.fn((element) => {
if(element.id === 'mobileMenu'){
return {
display: (global.innerWidth <= 768) ? 'block' : 'none'
};
} else {
return {};
}
});
global.getComputedStyle = mockGetComputedStyle;
// Assert that the mobile menu is hidden
expect(getComputedStyle(mobileMenu).display).toBe('none');
});
});
Penjelasan:
- Kami mendefinisikan fungsi `mockWindowInnerWidth` untuk mensimulasikan ukuran layar yang berbeda dengan mengatur properti `window.innerWidth` dan mengirimkan event `resize`.
- Dalam setiap kasus pengujian, kami mensimulasikan ukuran layar tertentu menggunakan `mockWindowInnerWidth`.
- Kami kemudian menegaskan bahwa menu ditampilkan atau disembunyikan berdasarkan ukuran layar yang disimulasikan, memverifikasi bahwa media query berfungsi dengan benar.
Praktik Terbaik
Untuk memaksimalkan efektivitas CSS test double, pertimbangkan praktik terbaik berikut:
- Fokus pada Pengujian Unit: Gunakan CSS test double terutama untuk pengujian unit, di mana Anda ingin mengisolasi komponen atau fungsi individual dan memverifikasi perilakunya secara terisolasi.
- Jaga Tes Tetap Ringkas dan Terfokus: Setiap tes harus fokus pada satu aspek perilaku komponen. Hindari membuat tes yang terlalu kompleks yang mencoba memverifikasi terlalu banyak hal sekaligus.
- Gunakan Nama Tes yang Deskriptif: Gunakan nama tes yang jelas dan deskriptif yang secara akurat mencerminkan tujuan tes. Ini memudahkan untuk memahami apa yang diverifikasi oleh tes dan membantu dalam debugging.
- Pelihara Test Double: Jaga agar test double Anda tetap mutakhir dengan kode CSS yang sebenarnya. Jika Anda mengubah gaya CSS, pastikan untuk memperbarui test double Anda sesuai.
- Seimbangkan dengan Pengujian End-to-End: CSS test double adalah alat yang berharga, tetapi tidak boleh digunakan secara terpisah. Lengkapi pengujian unit Anda dengan pengujian end-to-end yang memverifikasi perilaku keseluruhan aplikasi di lingkungan peramban nyata. Alat seperti Cypress atau Selenium bisa sangat berharga di sini.
- Pertimbangkan Pengujian Regresi Visual: Alat pengujian regresi visual dapat mendeteksi perubahan visual yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh modifikasi CSS. Alat-alat ini mengambil tangkapan layar aplikasi Anda dan membandingkannya dengan gambar dasar. Jika perbedaan visual terdeteksi, alat akan memberi tahu Anda, memungkinkan Anda untuk menyelidiki dan menentukan apakah perubahan itu disengaja atau merupakan bug.
Memilih Alat yang Tepat
Beberapa kerangka kerja dan pustaka pengujian dapat digunakan untuk mengimplementasikan CSS test double. Beberapa opsi populer termasuk:
- Jest: Kerangka kerja pengujian JavaScript populer dengan kemampuan mocking bawaan.
- Mocha: Kerangka kerja pengujian JavaScript yang fleksibel yang dapat digunakan dengan berbagai pustaka asersi dan alat mocking.
- Sinon.JS: Pustaka mocking mandiri yang dapat digunakan dengan kerangka kerja pengujian JavaScript apa pun.
- PostCSS: Alat parsing dan transformasi CSS yang kuat yang dapat digunakan untuk memanipulasi stylesheet CSS dalam pengujian Anda.
- CSSOM: Pustaka JavaScript untuk bekerja dengan representasi CSS Object Model (CSSOM) dari stylesheet CSS.
- Cypress: Kerangka kerja pengujian end-to-end yang dapat digunakan untuk memverifikasi penampilan visual dan perilaku keseluruhan aplikasi Anda.
- Selenium: Kerangka kerja otomatisasi peramban populer yang sering digunakan untuk pengujian regresi visual.
Kesimpulan
CSS test double, atau seperti yang kami sebut dalam panduan ini "Aturan Palsu CSS", adalah teknik yang kuat untuk meningkatkan kualitas dan pemeliharaan stylesheet Anda. Dengan menyediakan cara untuk mengisolasi dan mengontrol perilaku CSS selama pengujian, CSS test double memungkinkan Anda untuk menulis tes yang lebih terfokus, andal, dan efisien. Baik Anda membangun situs web kecil atau aplikasi web besar, memasukkan CSS test double ke dalam strategi pengujian Anda dapat secara signifikan meningkatkan ketangguhan dan stabilitas kode front-end Anda. Ingatlah untuk menggunakannya bersama dengan metodologi pengujian lain, seperti pengujian end-to-end dan pengujian regresi visual, untuk mencapai cakupan pengujian yang komprehensif.
Dengan mengadopsi teknik dan praktik terbaik yang diuraikan dalam artikel ini, Anda dapat membangun basis kode yang lebih tangguh dan dapat dipelihara, memastikan bahwa gaya CSS Anda bekerja dengan benar di berbagai peramban dan perangkat, dan bahwa kode front-end Anda berinteraksi dengan CSS seperti yang diharapkan. Seiring perkembangan pengembangan web yang terus berlanjut, pengujian CSS akan menjadi semakin penting, dan menguasai seni CSS test double akan menjadi keterampilan yang berharga bagi setiap pengembang front-end.